Ulama Usia 107 Tahun Khatam Al Qur’an Setiap 3 Hari, Masya Allah

Usai memberi ceramah, awak Haji Muslim Sutan Kayo keluar dari RS Polri Kramat Jati. Tujuan kami adalah bersilaturahmi dengan sesama warga desa yaitu Haji Taufik Ismail. Sudah lama sejak dia tidak melihatnya. Karena itu kami sepakat shalat Jumat di Masjid At Taufiq

Masjid At Taufiq terletak di Jl. Sultan Agung No.5, Guntur, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12980. Masjid yang dibangun oleh Haji Sofyan ini memiliki posisi yang sangat strategis di pinggir jalan raya sehingga cukup banyak jamaah yang beribadah terutama para pemudik. .

Alhamdulillah kami sampai jam 11.30. Masih ada waktu untuk bertemu Tuan Palengah, demikian nama bergelar Haji Taufik. Seperti yang dijelaskan oleh putrinya Hajjah Varia, “Anda tidak bisa hanya sehat, Anda tidak bisa keluar dari kamar.” Saat kami bertemu, ulama 107 tahun itu sedang terbaring di tempat tidur. Saling menyapa, Tuan (begitu wak memanggilnya) terlihat sehat, mampu berkomunikasi dan masih ingat nama-nama anak buah Haji Siddiq.

Subhanallah, di usia satu abad, Pak Palengah sudah bisa mengaji setiap 3 hari. Membaca Alquran tanpa bantuan kacamata. Jadi inilah yang dikatakan sebagian ulama sebagai pasak bumi. Para lansia yang terus beribadah dalam shalatnya demi keselamatan umat khususnya yang berdomisili di Jakarta.

Menurut para kru, Tuan Haji Taufiq Ismail adalah sosok kiai yang langka. Bisa jadi tidak banyak atau sulit menemukan ulama istiqomah ibadah. lebih dari 100 tahun tapi tidak pikun. Masih ingat nama semua anak cucu dan cicit di generasi ke-4.

Dalam hubungan kekerabatan, Anda memiliki hubungan emosional yang sangat erat dengan Haji Taufik. Pasalnya, tahun 1994 kami menunaikan ibadah haji bersama. 36 tahun yang lalu di usia 80 tahun ia masih bisa tawaf dan sai bahkan di Padang Arafah saat Wukuf arafah masih bisa mengikuti semua ritual ibadah haji dengan sempurna. Bahkan ketika dia melempar jumroh Tuan Haji tidak diwakili ..

Kisah nyata pertemuan di depan Ka’bah ini sungguh merupakan peristiwa yang luar biasa. Saat itu kami saling mencari di Tanah Suci karena kami melakukan haji dalam periode dan kelompok yang berbeda. Tuan Palengah merupakan jamaah haji periode kedua sedangkan awaknya merupakan Petugas Kesehatan Haji Indonesia yang pertama. Mukjizat terjadi saat kami ditakdirkan untuk dihadirkan di pelataran depan Ka’bah dengan seizin Allah SWT.

Sebab, hubungan itu terjalin hingga kini sejak 40 tahun lalu. Saling mendoakan dan bahkan kru yang meminta lebih banyak doa agar mereka terus berdoa. Tertanam keyakinan seperti yang disampaikan oleh Haji Rizal bahwa doa Datuk Tuan Haji Taufiq ada di ijabah Allah SWT.

Setelah Shalat Jumat di Masjid At Taufiq di sebelah kediaman Hajjah Varia kami kembali untuk bersilaturahmi. Awak kapal bertemu dengan teman-teman yang aktif di Pascasarjana Iluni UI Mas Ibrahim. Mas Ibrahim bergabung dalam keramahtamahan dengan Pasak Bumi, itulah yang Anda sebut Ulama lansia ini. Kami juga bertemu dengan Haji Rizal bin Haji Syofian (alm), penerus keluarga besar yang berhasil memakmurkan Masjid At Taufiq.

Mas Ibrahim bekerja di Kantor Majelis Masjid Indonesia (DMI) di bagian Media. Merupakan berkah atas pertemuan yang tidak terduga ini ketika Haji Rizal, pengelola Masjid At bTaufiq, mendapat informasi terkait kerjasama masjid dengan DMI. Semoga komunikasi yang terjalin dapat saling meningkatkan kualitas kemakmuran masjid.

Itulah potret kehidupan di zaman modern saat ini. Masih ada ulama yang tinggal di Jakarta atau di bumi yang berperan dalam melindungi kehidupan manusia agar terhindar dari musibah dan bencana. Masyarakat patut bersyukur dan berterima kasih kepada para ulama khususnya yang sudah lanjut usia, bahwa kedamaian dan keamanan kota ini berkat ridho Allah SWT atas kehadiran para ulama lansia.