Ketika Istri Sedang Lelah Sebab Pekerjaan Rumah, Manjakanlah, Karena Istri Itu Amanah Bukan Pembantu.


Istri kelelahan umumnya karena mengerjakan banyak aktivitas. Seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki pembantu, ia bekerja hampir 18 jam sehari. Sebelum Subuh ia telah bangun. Memasak, mencuci piring, bahkan ada yang memandikan anak.

Setelah itu mengantar anak ke sekolah, membersihkan rumah, menyapu, mengepel, mencuci baju, menyeterika dan seabrek pekerjaan lainnya. Memasak tak cukup sekali, membersihkan dapur dan alat makan tak cukup sekali. Belum lagi menemani anak, bahkan ada yang merawat bayi.

Jika seorang istri bekerja lalu masih juga menangani pekerjaan rumah tangga sebanyak itu, bisa dibayangkan kelelahannya akan lebih besar lagi.

Seorang suami yang baik, mestinya ia pengertian. Itu poin utama. Jangan justru menuntut istri bertindak sempurna. “Rumah harus bersih, makanan harus enak.” Sementara ia sibuk kerja yang untuk menggaji pembantu saja tidak cukup. Komentar-komentar negatif dan menyalahkan, itu jauh lebih melelahkan istri dari seabrek aktifitas domestik.

Ketika suami pengertian, penuh cinta dan kasih sayang, banyaknya aktifitas yang sebenarnya bukan semuanya tugas istri itu, terasa lebih ringan. Lelah terhapus, atau minimal terobati, oleh cinta.

Hakikatnya, kisah cinta yang sempurna bukanlah cerita Romeo dan Juliet. Namun, sebagaimana kisah Rasulullah dan Aisyah, yang dalam pengakuan Aisyah sendiri ia mengatakan betapa indahnya hubungan yang dijalani bersama Rasulullah. Kendatipun Rasulullah adalah seorang panglima perang yang pemberani, tapi tetap saja kisah cintanya bersama Aisyah begitu indah.

“Di medan jihad, beliau adalah . . . .